Mantan Anak Punk Ini Nyaris Jadi Menantu Orang Terkaya No 4 Indonesia, Akhir Kisah Cintanya Nyesek

Di Indonesia, kita akrab banget dengan yang namanya status sosial. Meski terdengar sepele, namun faktanya hal tersebut memang amat mengakar pada kebudayaan kita. Nggak heran kalau status sosial pula yang sering jadi penghambat seseorang tidak berani mengungkapkan perasaannya pada orang yang disukainya, bahkan hingga batal menikah karena perbedaan status sosial.

Entah mengapa, perbedaan status dianggap sebagai sesuatu yang harus diperhitungkan oleh banyak orang. Menurut filosofi Jawa misalnya, seorang calon menantu harus dilihat terlebih dahulu bibit, bobot dan bebetnya untuk bisa dipandang layak bersanding dengan anak mereka. Perbedaan status sosial dianggap bisa menimbulkan gunjingan di masyarakat.

Sponsored Ad

Namun ternyata hal tersebut tidak berarti bagi Gofar Hilman, seorang mantan anak punk yang kini dikenal sebagai seorang penyiar radio dan MC kondang. Bagi yang mengenal Gofar, tentunya sudah familiar dengan penampakannya yang bertat* di sekujur tubuhnya. Ia pun boleh dibilang berstatus sebagai rakyat biasa. Namun siapa sangka, pria ini punya rasa percaya diri yang tinggi hingga berhasil menggaet putri salah satu orang terkaya di Indonesia.

# Anak orang terkaya nomor 4 di Indonesia versi majalah Forbes

Sponsored Ad

Kalau kamu penasaran siapa dara yang luluh oleh pesona Gofar Hilman, orang tersebut adalah Putri Tanjung. Melihat nama belakangnya, rasanya kita semua bisa langsung menebak siapa ayahnya. Yak, nggak lain nggak bukan, ayah Putri Tanjung adalah Chairul Tanjung yang merupakan bos dari Trans TV, Trans 7, Transmart, Trans Studio, Trans Fashion, dan masih banyak lagi.

Majalah Forbes mencatat, kekayaan Chairul Tanjung yang amat besar membuatnya berada di posisi keempat dari jajaran orang terkaya di Indonesia. Meski begitu, toh Gofar tidak lantas minder dan mundur teratur untuk menyatakan perasaannya pada Putri Tanjung. Biasanya, kita akan mengira bahwa anak orang kaya pasti akan mendapat pasangan dari kalangan yang sama status dengannya. Tapi Putri Tanjung mengubah itu semua dengan menerima Gofar sebagai kekasihnya.

Sponsored Ad

Uniknya, Chairul Tanjung pun tidak keberatan dengan hubungan anaknya meski tahu bahwa Gofar bukan berasal dari kalangan yang setara dengannya. Termasuk dengan masa lalu Gofar yang dikenal sebagai anak punk dengan segala stigma buruknya. Menurut Gofar, Chairul Tanjung membebaskan putrinya untuk memilih sendiri apa yang terbaik bagi dirinya.

# Meski usia terpaut jauh, Putri amat mandiri

Sponsored Ad

Selain soal status, ada satu lagi perbedaan mendasar yang mungkin jadi permasalah bagi beberapa orang: perkara usia. Maklum, Gofar dan Putri terpaut 13 tahun. Jika Gofar kini berusia 34 tahun, maka Putri baru berusia 21 tahun. Meski begitu, Putri tidak lantas manja dan bersifat kekanakan. Kekayaan orang tuanya juga tak membuat Putri menjadi pribadi yang kolokan dan menggantungkan segalanya pada orang tuanya.

Terbukti, Putri bahkan telah memulai bisnisnya sendiri sejak berusia 15 tahun. Ia juga sukses membesarkan sebuah event organizer yang bernama Creativepreneur Corner. Bisnis tersebut dibangun Putri tanpa sepeserpun bantuan modal dari ayahnya. Maklum, Chairul Tanjung amat tegas dan keras dalam mendidik Putri agar ia tidak tumbuh menjadi anak manja. Kalau dipikir-pikir, kebanyakan orang-orang kaya di dunia memang demikian. Mereka enggan melihat anaknya hanya bisa menghamburkan uang tanpa tahu bagaimana perjuangannya memperoleh uang.

Sponsored Ad

# Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Gofar dan Putri

Ada banyak pelajaran menarik yang bisa kita dapatkan dari kisah cinta Gofar dan Putri. Gofar mengajarkan bahwa cinta itu tak melulu perkara status. Bahkan perbedaan strata yang bagai bumi dan langit pun bisa dihilangkan jika kita memang mau menghilangkannya. Jadi kamu para lelaki, berhentilah minder dengan para wanita yang lebih tinggi tingkatannya daripada dirimu. Asal kamu memang pantas untuknya (kualitas dirimu juga harus baik tentunya), urusan status sosial amat bisa dikesampingkan.

Sponsored Ad

Sedangkan dari Putri Tanjung kita belajar untuk tetap humble dan rendah hati meskipun kita lahir dari keluarga kaya. Harta yang berlimpah bukan berarti kita bisa berbuat seenaknya dan memandang rendah orang-orang yang tidak sederajat dengan kita. Selain itu, memulai usaha pun sebaiknya dimulai sedini mungkin, agar kita jadi lebih punya kesadaran untuk mengelola sesuatu. Kita juga jadi tidak mudah menghamburkan uang karena mengetahui pasti betapa sulitnya mencari uang.

Sponsored Ad

Chairul Tanjung pun memberi pelajaran tersendiri dalam kisah ini. Sosoknya yang tidak memandang rendah Gofar tentu layak menjadi teladan bagi para orang tua yang kerap kali underestimate jika melihat pria yang mendatangi putrinya adalah orang yang terkesan urakan, bertat*, atau berbeda secara status sosial. Chairul Tanjung nampaknya sadar, harta hanyalah titipan Tuhan yang bisa diambil kapan saja, atau diberikan pada siapa saja, kapanpun Tuhan berkehendak.


Sumber: Inovasee

Kamu Mungkin Suka